Penulis: Indarti
dan Damar Budi Purnomo
Jakarta, JMOL ** Setiap tahun, 25 Juni
diperingati sebagai Hari Pelaut Sedunia. Dunia mengakui sangat berharganya
kontribusi pelaut bagi perdagangan internasional dan ekonomi. Mereka berkorban
besar bagi diri mereka sendiri dan waktu bersama keluarga.
Hampir semua
komoditas yang digunakan atau dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat merupakan
jerih payah para pelaut. Bayangkan jika mereka tidak ada, suplai distribusi
logistik dunia tentu tidak bisa dinikmati dengan cepat dan mudah. Publik
mungkin tidak akan pernah mengenal merek baju-baju, makanan, mobil, motor, dan gadget
buatan luar negeri.
Untuk
memberikan dukungan kepada para pelaut, di tahun 2011, International Maritime
Organization (IMO) memulai perayaan Seafarers Day dengan meminta semua orang
untuk menyuarakan dukungan mereka melalui jaringan sosial.
Tulislah
‘terima kasih pelaut’ di Facebook dan twitter. Postinglah video di YouTube,
bahaslah di LinkedIn, atau bahkan menulis blog inspirasional.
Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Capt. Bobby R. Mamahit berpesan
khusus pada Hari Pelaut Sedunia 2014.
“Semoga
tenaga kerja pelaut Indonesia bisa (dengan) baik bekerja di luar negeri, bisa
bersaing, dan bisa mendatangkan devisa untuk negara. Karena sebetulnya,
Seafarers Day intinya kepelautan sesuai dengan job desk masing-masing di
kapal agar bisa disejahterakan. Jika pelaut sejahtera, akan tercipta keselamatan
pelayaran.”
Saat ini,
menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah Pelaut Indonesia yang bekerja di
luar negeri sekira 78 ribu orang. Sekitar 2.800 orang bekerja di pelayaran
domestik.
Diperkirakan,
Indonesia masih kekurangan sekira 48 ribu pelaut. Hal ini membuktikan, profesi
pelaut dengan gaji menggiurkan masih menjadi profesi cukup diminati di tengah
krisis ekonomi global.
Bung Karno
pernah menyeru kepada bangsa ini untuk kembali menjadi Bangsa Pelaut dalam
pidato peresmian Institut Angkatan Laut pada 1953 berjudul ‘Jadilah Bangsa
Pelaut!’
“Usahakanlah
agar kita menjadi Bangsa Pelaut kembali. Ya, Bangsa Pelaut dalam arti
seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal. Bukan! Tetapi,
Bangsa Pelaut dalam arti Cakrawati Samudera. Bangsa Pelaut yang mempunyai
armada niaga. Bangsa Pelaut yang mempunyai armada militer. Bangsa Pelaut yang
kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.”
Jadi, untuk
hari ini, mari membuat status di sosial media, “Terima Kasih Pelaut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar