Senin, 20 Oktober 2014

Hari Pelaut Sedunia: Pelaut Sejahtera, Keselamatan Pelayaran Tercipta



Pelaut Indonesia. (Foto: Dephub)
Penulis: Indarti dan Damar Budi Purnomo
Jakarta, JMOL ** Setiap tahun, 25 Juni diperingati sebagai Hari Pelaut Sedunia. Dunia mengakui sangat berharganya kontribusi pelaut bagi perdagangan internasional dan ekonomi. Mereka berkorban besar bagi diri mereka sendiri dan waktu bersama keluarga.
Hampir semua komoditas yang digunakan atau dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat merupakan jerih payah para pelaut. Bayangkan jika mereka tidak ada, suplai distribusi logistik dunia tentu tidak bisa dinikmati dengan cepat dan mudah. Publik mungkin tidak akan pernah mengenal merek baju-baju, makanan, mobil, motor, dan gadget buatan luar negeri.
Untuk memberikan dukungan kepada para pelaut, di tahun 2011, International Maritime Organization (IMO) memulai perayaan Seafarers Day dengan meminta semua orang untuk menyuarakan dukungan mereka melalui jaringan sosial.
Tulislah ‘terima kasih pelaut’ di Facebook dan twitter. Postinglah video di YouTube, bahaslah di LinkedIn, atau bahkan menulis blog inspirasional.          
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Capt. Bobby R. Mamahit berpesan khusus pada Hari Pelaut Sedunia 2014.
“Semoga tenaga kerja pelaut Indonesia bisa (dengan) baik bekerja di luar negeri, bisa bersaing, dan bisa mendatangkan devisa untuk negara. Karena sebetulnya, Seafarers Day intinya kepelautan sesuai dengan job desk masing-masing di kapal agar bisa disejahterakan. Jika pelaut sejahtera, akan tercipta keselamatan pelayaran.”
Saat ini, menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah Pelaut Indonesia yang bekerja di luar negeri sekira 78 ribu orang. Sekitar 2.800 orang bekerja di pelayaran domestik.
Diperkirakan, Indonesia masih kekurangan sekira 48 ribu pelaut. Hal ini membuktikan, profesi pelaut dengan gaji menggiurkan masih menjadi profesi cukup diminati di tengah krisis ekonomi global.
Bung Karno pernah menyeru kepada bangsa ini untuk kembali menjadi Bangsa Pelaut dalam pidato peresmian Institut Angkatan Laut pada 1953 berjudul ‘Jadilah Bangsa Pelaut!’
“Usahakanlah agar kita menjadi Bangsa Pelaut kembali. Ya, Bangsa Pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal. Bukan! Tetapi, Bangsa Pelaut dalam arti Cakrawati Samudera. Bangsa Pelaut yang mempunyai armada niaga. Bangsa Pelaut yang mempunyai armada militer. Bangsa Pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.”
Jadi, untuk hari ini, mari membuat status di sosial media, “Terima Kasih Pelaut.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar