Senin, 20 Oktober 2014

Peran orangtua dibutuhkan rawat anak berkebutuhan khusus

Peran orangtua dibutuhkan rawat anak berkebutuhan khusus

Peran orangtua dibutuhkan rawat anak berkebutuhan khusus
Sindonews.com - Deteksi dini terhadap anak berkebutuhan khusus terus menjadi perhatian Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Termasuk dengan memberikan berbagai informasi kepada orang tua. 

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera Dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Sudibyo Alimoeso mengatakan, saat ini yang dibutuhkan adalah bagaimana memintarkan peran orangtua dalam memberdayakan anak berkebutuhan khusus. Dalam hal ini bukan hanya dalam pendidikan saja tetapi juga peluang anak dalam kesempatan mereka untuk bermain.

"Orangtua harus tahu kebutuhan apa saja yang harus diberikan kepada anak berkebutuhan khusus ini, hak mereka sama namun, cara dan porsinya harus lebih dikontrol," ujarnya saat ditemui di Kantor BKKBN di Jakarta, Minggu (21/7/2013).

Saat ini kebanyakan, lanjutnya, para orangtua menyerahkan pola asuhnya kepada para pembantu atau pengasuh. Hal ini banyak dilakukan orangtua yang harus bekerja.

Sedangkan, para orangtua di desa mempunyai pengetahuan yang sangat kurang sehingga mereka tidak mengerti dalam mendeteksi gejala anak berkebutuhan khusus.

Untuk itu, BKKBN akan bermitra dengan banyak pihak untuk menggencarkan pendidikan, tingkat pengetahuan dan kualitas untuk para orangtua di desa.

"Ini dia kendalanya jika di kota kebanyakan para orangtua berikan pengasuhan kepada para pembantu. Sedangkan di desa mereka tidak mengetahui pendeteksian dan penanganan anak berkebutuhan khusus. Ini menjadi masalah besar," kata dia.

Lanjut dia, selain memaksimalkan pendidikan dan penanganan kepada orangtua, yang harus dilakukan adalah memperbanyak permainan edukatif untuk anak berkebutuhan khusus. Karena hal ini menjadi penting dilakukan karena tidak meratanya pendistribusian untuk memaksimalkan peran dalam mendidik sambil bermain kepada anak berkebutuhan khusus.

"Mainan ini kebanyakan dibuat oleh daerah, jika dimaksimalkan maka akan terjadi kearifan lokal di Indonesia," tegasnya.

Arti sebuah cita-cita

Arti sebuah cita-cita

Arti sebuah cita-cita
A lesson from life


Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.

Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang rubuh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumah pun.

Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.

Tiga Orang Yang Do'anya Tidak Di Tolak

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : 
(1) Pemimpin yang adil, 
(2) Orang yang berpuasa ketika diaberbuka,
(3) Do’a orang yang terdzolimi.”
(HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16/396)

 

Hari Pelaut Sedunia: Pelaut Sejahtera, Keselamatan Pelayaran Tercipta



Pelaut Indonesia. (Foto: Dephub)
Penulis: Indarti dan Damar Budi Purnomo
Jakarta, JMOL ** Setiap tahun, 25 Juni diperingati sebagai Hari Pelaut Sedunia. Dunia mengakui sangat berharganya kontribusi pelaut bagi perdagangan internasional dan ekonomi. Mereka berkorban besar bagi diri mereka sendiri dan waktu bersama keluarga.
Hampir semua komoditas yang digunakan atau dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat merupakan jerih payah para pelaut. Bayangkan jika mereka tidak ada, suplai distribusi logistik dunia tentu tidak bisa dinikmati dengan cepat dan mudah. Publik mungkin tidak akan pernah mengenal merek baju-baju, makanan, mobil, motor, dan gadget buatan luar negeri.
Untuk memberikan dukungan kepada para pelaut, di tahun 2011, International Maritime Organization (IMO) memulai perayaan Seafarers Day dengan meminta semua orang untuk menyuarakan dukungan mereka melalui jaringan sosial.
Tulislah ‘terima kasih pelaut’ di Facebook dan twitter. Postinglah video di YouTube, bahaslah di LinkedIn, atau bahkan menulis blog inspirasional.          
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Capt. Bobby R. Mamahit berpesan khusus pada Hari Pelaut Sedunia 2014.
“Semoga tenaga kerja pelaut Indonesia bisa (dengan) baik bekerja di luar negeri, bisa bersaing, dan bisa mendatangkan devisa untuk negara. Karena sebetulnya, Seafarers Day intinya kepelautan sesuai dengan job desk masing-masing di kapal agar bisa disejahterakan. Jika pelaut sejahtera, akan tercipta keselamatan pelayaran.”
Saat ini, menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah Pelaut Indonesia yang bekerja di luar negeri sekira 78 ribu orang. Sekitar 2.800 orang bekerja di pelayaran domestik.
Diperkirakan, Indonesia masih kekurangan sekira 48 ribu pelaut. Hal ini membuktikan, profesi pelaut dengan gaji menggiurkan masih menjadi profesi cukup diminati di tengah krisis ekonomi global.
Bung Karno pernah menyeru kepada bangsa ini untuk kembali menjadi Bangsa Pelaut dalam pidato peresmian Institut Angkatan Laut pada 1953 berjudul ‘Jadilah Bangsa Pelaut!’
“Usahakanlah agar kita menjadi Bangsa Pelaut kembali. Ya, Bangsa Pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos-jongos di kapal. Bukan! Tetapi, Bangsa Pelaut dalam arti Cakrawati Samudera. Bangsa Pelaut yang mempunyai armada niaga. Bangsa Pelaut yang mempunyai armada militer. Bangsa Pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.”
Jadi, untuk hari ini, mari membuat status di sosial media, “Terima Kasih Pelaut.”